Jumat, 29 Oktober 2021

Macam Macam Jaringan Ponsel



Mari kita kenali dulu besaran data jaringan. Kadang yang sulit dipahami dan agak menipu konsumen adalah perbedaan antara Mbps dan MBps. Perbedaan sedikit yang kadang sepele, yaitu antara b (bits) dan B (byte). Walau ada awalan M untuk Mega, namun kedua indikator sinyal sangatlah berbeda daya transfer datanya. Sedang ps adalah singkatan per-second untuk kecepatan transfer. Sederhananya seperti ini:

8 bits = 1 byte

1000 bytes = 8 kilobits (kb) = 1 Kilobytes (KB)

1000 Kilobytes (KB) = 8 megabits (Mb) = 1 Megabyte (MB)

Sehingga, jika tertulis 5 Mbps maka besaran transfer data adalah 5000 kbps, atau 0,625 MB. Kecil bukan jika diukur dengan MB. Jika ada provider menandai data transfer dengan huruf B besar maka semakin baik. Jadi patut berhati-hati memilih provider jaringan data internet. Dan, biasanya konsumen dijanjikan seperti kata up-to 3,5 MBps. Hal ini berarti bisa sampai 3,5 MBps saja. Itu pun jika jaringan stabil.


1. 1G

1g
*

Sudah dibahas sebelumnya, bahwa teknologi radio mobil jadi cikal bakal kelahiran teknologi jaringan 1G alias Generasi Pertama. Teknologi jaringan pertama ini mengacu pada teknologi yang sudah digunakan pada alat komunikasi seluler alias digunakan pada ponsel.

Teknologi 1G ini hadir menggunakan jaringan yang memakai sistem analog. Istilah kerennya disebut AMPS atau Advanced Mobile Phone System. Teknologi 1G pertama kali dipakai pada 1970, ketika teknologi mikroprosesor ditemukan untuk kebutuhan teknologi komunikasi nirkabel. Oh yah, teknologi 1G ini adalah teknologi yang hanya bisa mengirimkan sinyal data dalam bentuk suara saja.

2. 2G

2g

Sistem jaringan analog sudah mulai ditinggalkan ketika teknologi telepon seluler sudah memasuki generasi kedua, yakni jaringan 2G. Teknologi ini diperkenalkan secara komersil pertama kali oleh Radiolinja pada 1991. Radiolinja sendiri merupakan operator GSM Finlandia yang didirikan pada 19 September 1988.

Pada jaringan generasi kedua inilah, ponsel (telepon seluler) berevolusi. Dengan jaringan 2G, ponsel tidak hanya mendukung teknologi pengiriman suara tetapi juga teks atau yang kemudian dikenal sebagai SMS (Short Message Service).

Generasi kedua ini menghasilkan beberapa teknologi jaringan. Teknologi jaringan yang cukup terkenal adalah GSM dan CDMA. Orang Indonesia dengan mudah mengenali dua jaringan ini karena saat itu ada operator seluler yang beroperasi menggunakan GSM (Global System of Mobile) dan ada yang berjalan di CDMA ( Code Division Multiple Access).

Selain GSM dan CDMA, ada juga teknologi jaringan lainnya. Sebut saja TDMA, PDC, iDEN, DECT, dan PHPS. Namun, teknologi tersebut tidak populer.

Radiolinja saat itu memakai teknologi GSM, teknologi jaringan 2G yang kemudian populer dan banyak digunakan di berbagai operator lainnya. Teknologi jaringan GSM ini hadir di frekuensi 900 MHz dan pada perkembanganya frekuensi yang dipakai di GSM adalah 1800 MHz dan 1900 MHz.

Selain GSM, ada juga teknologi CDMAone. Teknologi ini merupakan teknologi 2G yang memakai basis CDMA. Teknologi ini hadir di jaringan 800 MHz, tetapi ada juga CDMA yang ada di jaringan 1900 MHz.

3. 2,5G

GPRS

Teknologi jaringan 2G mengalami peningkatan ke generasi 2,5G. Teknologi ini memungkinkan komunikasi tidak hanya berupa suara dan pesan saja, tetapi juga berupa data sebesar 153 kbps. Layanan MMS (Multimedia Message Service) adalah salah satu contoh dukungan dari hadirnya teknologi 2,5G ini. Jaringan 2,5G  sendiri terkenal dengan dua tipe jaringan, yaitu.

  • GPRS

GPRS adalah singkatan dari Global Package Radio Service. Layanan ini adalah teknologi pengiriman dan penerimaan data yang berkaitan dengan internet, seperti email dan data gambar dengan kecepatan 56 kbps sampai 115 kbps. Teknologi ini populer di Indonesia pada awal 2000-an

  • EDGE

EDGE adalah singkatan dari Enhanced Data rates for GSM Evolution. Teknologi ini merupakan perkembangan dari GPRS sehingga kadang EDGE disebut juga sebagai teknologi jaringan 2,75G. Pasalnya, jaringan ini mampu mengirim data mencapai 236 kbps. Teknologi EDGE ini pertama kali diperkenalkan di Amerika pada 2003 oleh operator AT&T.

4. 3G

3g network
*

Teknologi jaringan 3G adalah evolusi jaringan seluler yang perkembangannya cepat dibandingkan dua generasi sebelumnya. Pasalnya, di generasi ketiga inilah, telepon seluler kini bisa digunakan untuk berinternetan dengan nyaman, termasuk untuk mengakses video di internet.


Kehadiran jaringan 3G membuat telepon seluler atau HP kini bisa dipakai untuk kirim email lebih cepat, kirim pesan instan, menonton video, bahkan teknologi untuk video call. Karena fungsinya yang bisa dipakai untuk internetan, jaringan 3G ini, jaringan ini disebut sebagai mobile broadband.

Teknologi 3G pertama kali hadir secara komersial dimulai pada 2001 di Jepang oleh NTT DoCoMo. Tahun 2002, Korea Selatan pun memakai teknologi serupa. Teknologi jaringan 3G ini diklaim mampu melakukan transfer data sampai 2 Mbps.

Teknologi 3G kemudian jadi standar jaringan yang ditetapkan oleh International Telecommunication Union (ITU) yang diadopsi dari IMT-2000. Organisasi ini yang kemudian menetapkan evolusi 2G ke 3G dari dua tipe operator, yakni dari 2G TDMA ke IMT-SC EDGE (operator GSM) dan 2G CDMA (cdmaOne) ke IMT-SC (operator CDMA).

5. 3,5G dan 3,75G (HSPA, HSDPA, HSUPA, HSPA+, EVDO)

HSPA

Evolusi kecepatan data membuat jaringan 3G berevolusi ke jaringan 3,5G, 3G+, atau bahkan ke 3,75G. Contohnya adalah HSDPA atau (High-Speed Downlink Packet Access). HSDPA ini merupakan teknologi jaringan 3,5G yang memungkinkan kecepatan transfer data mencapai 14 Mbps sehingga membuat hadirnya perangkat modem 3,5G untuk komputer atau laptop.

Modem HSDPini pertama kali diperkenalkan pada 2007. Dua tahun kemudian, terdapat 250 jaringan HSDPA yang tersedia secara komersial di 109 neAda HSDPA, ada juga HSUPA atau High-Speed Uplink Packet Access. Jaringan ini adalah jaringan yang fokus pada unggahan data ke internet dengan kecepatan sampai 5,76 Mbit/s. Kehadiran teknologi ini jadi cikal bakal banyaknya data yang diunggah ke internet lewat ponsel dan jaringan mobile broadband saja.

HSDPA dan HSUPA adalah jaringan dalam satu keluarga bernama HSPA (High-Speed Packet Access). Jaringan HSPA ini berada pada frekuensi 1.900 MHz dan 2.100 MHz. Bahkan, ada juga yang berjalan pada frekuensi 850 MHz.

Di dalam keluarga HSPA ini, ada juga jaringan yang dinamakan, HSPA+ atau disebut juga Evolusi HSPA. Pelopor HSPA+ ini adalah Telstra yang melakukan uji coba HSPA+ di Australia pada 2008. Teknologi jaringan ini juga disebut sebagai teknologi jaringan 3,75G. Penyebutan ini bukan tanpa sebab karena HSPA+ memiliki antena Multiple Input Multiple Output (MIMO).

MIMO ini berfungsi sebagai peningkatan kecepatan data dan untuk mempercepat jaringan. Dengan HSPA+, kecepatan jaringan bisa mencapai 21 Mbit/s. zahkan di Italia ada operator yang memakai jaringan HSPA+ yang diklaim punya kecepatan sampai 28 Mbit/s.

Selain keluarga HSPA, teknologi evolusi 3G ini punya jaringan EVDO atau Evolution Data Optimized. Jaringan ini merupakan wireless broadband berkecepatan tinggi yang dihadirkan oleh para pemain telekomunikasi di jaringan CDMA2000 yang tergabung dalam Asosiasi Industri Telekomunikasi.

Sederhananya, jika operator GSM menawarkan jaringan internet cepat lewat HSPA, maka operator CDMA menghadirkan jaringan EVDO. Verizon dan Sprint adalah operator yang turut menghadirkan jaringan EVDO. Sementara di Indonesia, saat teknologi generasi ketiga, operator Smartfren menghadirkan jaringan EVDO.

6. 4G (LTE)

4g lte
*

Teknologi jaringan seluler generasi keempat adalah 4G LTE. LTE adalah singkatan dari LTE (Long Term Evolution) yang mengacu pada evolusi peningkatan jaringan GSM/EDGE dan UMTS/HSPA yang memiliki kecepatan data sampai 100 Mbps, bahkan lebih. Jaringan 4G LTE ini memiliki spektrum yang berbeda dengan jaringan 2G dan 3G.

Karena hal tersebutlah, pengembangan 4G LTE di Indonesia cukup lambat karena penerapannya sedikit berbeda jika dibandingkan ketika operator beralih dari 2G ke 3G. Namun, 4G LTE kni sudah menjamur ke berbagai wilaya di Indonesia. Pengembangan 4G LTE pun terus berlanjut sampai ke pelosok.

Teknologi jaringan 4G LTE sendiri hadir pertama kali pada 14 desember 2009 lewat operator seluler TeliaSonera di Stockholm dan Oslo. Di Indonesia, jaringan 4G LTE dimulai pada 2015. Beberapa tahun kemudian, jaringan 4G menjadi jaringan yang bisa diandalkan untuk mengakses berbagai konten di internet lebih cepat dan lebih mudah.

Berbagai ponsel yang beredar saat ini di pasaran, sudah mendukung jaringan 4G LTE. Hal ini juga diperkuat karena banyak operator yang sudah mendukung 4G LTE, termasuk Smartfren yang kini tidak menyediakan jaringan CDMA lagi dan fokus pada 4G LTE dan mengganti panggilan suara 2G dengan VoLTE yakni panggilan telepon memakai jaringan LTE.

7. 5G

5g

Teknologi jaringan seluler generasi kelima adalah 5G. Teknologi ini adalah teknologi jaringan seluler yang menggantikan jaringan 4G. Kecepatannya sudah memakai ukuran Gbps bukan Mbps lagi. Bayangkan, 4G LTE yang sekarang digunakan saja sudah sangat cepat, apalagi 5G.

5G didasarkan pada teknologi yang disebut Orthogonal frequency-division mutiplexing atau disingkat OFDM. Teknologi ini merupakan sebuah metode modulasi sinyal digital di saluran kanal yang berbeda untuk mengurangi gangguan sinyal.

Antarmuka yang digunakan jaringan 5G adalah NRAir bukan LTE Evolution seperti yang dipakai jaringan 4G. Berkat interface tersebut, jaringan 5G dapat meningkatkan OFDM sehingga membuat tingkat tingkat fleksibilitas dan skalabilitas yang jauh lebih tinggi.

Karena dukungan Skalabilitas  yang lebih tinggi, jaringan 5G mendukung spektrum yang lebih luas. Spektrum yang ada dan digunakan 4G sendiri adalah spektrum dari 1 GHz sampai 6 GHz. Sementara 5G bisa memakai spektrum seperti 4G atau yang lebih tinggi dari 6 GHz. Karena itu jaringan 5G di bandwidth rendah disebut Sub-6 GHz.

Penggunaan spektrum yang lebih tinggi disebut sebagai teknologi bandwidth mmWave (millimeter Wave). Teknologi ini memakai pita jaringan di atas 24 GHz sampai 100 GHz atau sebut juga sebagai Extremely high frequency.

Di Amerika dan beberapa negara maju lainnya, jaringan 5G yang digunakan umumnya adalah mmWave. Teknologi ini memungkinkan jaringan lebih stabil, latency kecil, namun membutuhkan infrastruktur yang tinggi karena jangkauan jaringan ini tidak begitu jauh.

Sementara banyak negara di dunia, terutama Asia, lebih banyak menerapkan jaringan 5G Sub-6 GHz. Indonesia juga  memakai teknologi Sub-6 GHz.

Di 2021, Indonesia sudah mulai penerapan jaringan 5G. Hal ini juga dipicu karena sudah banyaknya ponsel yang sudah 5G ready yang bahkan harganya terjangkau. Telkomsel adalah operator pertama yang menggelar uji kelaikan layanan 5G yang dilakukan mulai Mei 2021 dan berlangsung di kota-kota besar. 

Uji layanan 5G Telkomsel ini memakai spektrum 2.300 Mhz atau istilah dalam jaringan 5G adalah n40. Tentu selain Telkomsel, bakal banyak operator yang menyusul melakukan uji coba jaringan 5G. Umumnya para operator bakal melakukan jaringan 5G di frekuensi atau spektrum yang sebelumnya digunakan di jaringan generasi sebelumnya, 4G, 3G, atau 2G. 

Frekuensi baru juga rencana bakal digunakan untuk layanan 5G. Contohnya frekuensi yang saat ini digunakan TV Analog. Pemerintah Indonesia rencannya bakal menutup jaringan TV Analog pada akhir 2022 dan meminta masyarakat agar beralih ke TV Digital. 

Lantas, seberapa cepat jaringan 5G? Berdasarkan persyaratan IMT-2020, jaringan 5G harus memiliki kecepatan data puncak mencapai 20 Gbp. Itu artinya, beberapa tahun kedepan, kecepatan untuk unduh 1 film berkualitas tinggi hanya membutuhkan waktu sekejap saja.

Nah, itulah pemaparan soal tipe-tipe atau jenis-jenis jaringan seluler yang perlu kamu tahu. Jika kamu membaca dari awal, tampak kalau jaringan seluler mengalami evolusi yang luar biasa, terutama ketika jaringan 2G memasuki era jaringan 3G.



https://carisinyal.com/jenis-jenis-jaringan-seluler/



Teknologi Bluetooth

 Bluetooth merupakan sebuah teknologi berjenis wireless atau nirkabel. Teknologi ini dikembangkan oleh Bluetooth SIG atau Bluetooth Special Interest Group. Bluetooth berguna untuk memindahkan data dari satu perangkat ke perangkat lainnya tanpa memerlukan kabel. Jarak yang diperlukan Bluetooth untuk dapat berkomunikasi antar perangkat yaitu antara 1 hingga 100 meter.

Sebuah perangkat Bluetooth dapat terhubung hingga ke tujuh perangkat. Saat ini teknologi Bluetooth telah dibenamkan dalam banyak perangkat elektronik, seperti smartphone, laptop, headphone, dan lain-lain. Pada smartphone misalnya, fitur Bluetooth memungkinkan kita untuk mengirimkan file berupa gambar, video, musik, dan lainnya.

Bagaimana Bluetooth Bekerja?

harga headset Bluetooth

Bluetooth mengirim dan menerima gelombang radio di sebuah band dengan 79 frekuensi (saluran) yang berbeda. Gelombang ini juga berpusat pada jalur 2,45 GHz, terpisah dengan radio, televisi, dan telepon seluler.

Perangkat Bluetooth otomatis mendeteksi dan terhubung satu sama lain. Perangkat ini juga bisa saling terhubung dengan beberapa perangkat  (biasanya delapan) dalam satu waktu bersamaan. Perangkat-perangkat yang terhubung tersebut tidak saling mengganggu karena masing-masing menggunakan salah satu dari 79 saluran yang ada.

Bluetooth menggunakan daya yang sangat kecil karena teknologi ini harus tetap saling terhubung dengan jangkaun jarak yang pendek. Secara teoritis juga, penggunaan Bluetooth lebih aman daripada jaringan nirkabel yang beroperasi dalam rentang yang lebih panjang, seperti Wi-Fi misalnya.


Kapan Teknologi Bluetooth Diciptakan?

Bluetooth

Teknologi Bluetooth sudah muncul sejak beberapa dekade yang lalu. Teknologi ini pertama kali diinisiasi oleh Nils Rydbeck dan Johan Ullman pada 1989. Nama Bluetooth sendiri diambil dari julukan raja Viking yang memimpin Denmark pada tahun 958 hingga tahun 970 Masehi. Raja Viking tersebut bernama Harald Bluetooth.

Dari waktu ke waktu teknologi Bluetooth terus mengalami perkembangan. Versi awal Bluetooth yang dikenalkan adalah versi 1.0 dan terus mengalami pembaruan. Lalu ada berapa jenis-jenis Bluetooth berdasarkan versinya yang telah dikeluarkan hingga saat ini?

Nah, untuk menemukan jawaban tersebut saat ini Carisinyal akan membahas jenis-jenis Bluetooth berdasarkan versinya. Langsung saja cek berikut ini.

1. Bluetooth 1.0 dan 1.0B

Bluetooth 1

Versi awal dari teknologi Bluetooth ini memiliki perkembangan yang kurang baik. Banyaknya permasalahan yang dimiliki Bluetooth versi ini menyebabkan pabrikan kesulitan membuat teknologi tersebut beroperasi di produk-produk mereka. Bisa dibilagn, versi ini kurang begitu "menggigit' secara teknologi.

2. Bluetooth 1.1

Bluetooth 1.1

Versi ini muncul dengan perbaikan dari versi Bluetooth sebelumnya. Selain itu, Bluetooth 1.1 juga telah memiliki standar yang dinamakan IEEE 802.15.1-2002.

3. Bluetooth 1.2

Bluetooth 1.2

Dibanding tiga versi Bluetooth sebelumnya, Bluetooth 1.2 memiliki banyak keunggulan. Pada prakteknya Bluetooth versi ini memiliki kecepatan transmisi yang lebih tinggi, yaitu hingga 721 Kbit per detik. Versi ini juga memungkinkan penggunanya untuk menemukan koneksi Bluetooth lain lebih cepat.

4. Bluetooth 2.0 + EDR

Bluetooth 2.0 + edr

Dengan teknologi EDR (Enhanced Data Rate) yang dimilikinya, Bluetooh versi 2.0 memiliki transfer data yang lebih cepat. Walaupun teknologi EDR memiliki kecepatan 3 Mbit per detik, namun transfer data maksimum pada Bluetooth versi ini adalah 2.1 Mbit per detik. Bluetooth versi 2.0 +EDR hadir pada tahun 2004.

5. Bluetooth 2.1 + EDR

Bluetooth

Tiga tahun berselang, versi Bluetooth yang lebih tinggi hadir, yaitu versi 2.1 + EDR. Teknologi utama pada Bluetooth versi ini adalah SSP atau Secure Simple Pairing. Dengan SPP pengalaman menggunakan Bluetooth jadi lebih baik, terutama dalam hal pairing dan keamanan.

Teknologi lain yang hadir pada Bluetooth versi ini adalah EIR atau Extended Inquiry Response. Teknologi ini membantu pengguna mengetahui informasi perangkat yang akan dihubungkan sebelum koneksi dimulai. Selain itu, EIR juga membantu perangkat mengurangi konsumsi daya pada low-power mode.

6. Bluetooth 3.0 + HS

Bluetooth 3.0 + HS

Bluetooth versi 3.0 + HS hadir dua tahun setelah perilisan versi 2.1 + EDR. HS pada Bluetooth versi ini adalah singkatan dari High Speed yang punya teknologi link 802.11. Selain itu, Bluetooth versi 3.1 + HS memiliki fitur baru yang disebut AMP atau Alternative MAC/PHY.

Fitur AMP merupakan teknologi dukungan untuk link 802.11 yang dapat membantu pengguna mentransfer data lebih cepat lagi. Kecepatan transfer yang dimiliki Bluetooth versi ini mencapai angka hingga 24 Mbit per detik.

7. Bluetooth 4.0 + LE

Bluetooth 4.0 LE

Selanjutnya ada Bluetooth versi 4.0 + LE atau dikenal dengan Bluetooth Low Energy. Bluetooth Low Engergy ini jadi pondasi teknologi ke versi berikutnya. Keunggulan utama dari Bluetooth versi ini adalah konsumsi energinya yang rendah. Karena itu, perangkat yang menggunakan Bluetooth versi 4.0 + LE membantu baterai atau listrik jadi lebih hemat.


Vesi yang diperkenalakan pertama kali di Juni 2010 ini dapat menjangkau area yang luas hingga 100 meter. Selain itu, pengguna juga dapat menikmati kecepatan transfer hingga 1 Mbps dan kemanan yang lebih terkontrol dibanding dengan Bluetooth versi sebelumnya.

8. Bluetooth 4.1

Bluetooth 4.1
*

Bluetooth versi 4.1 yang hadir pada 2013 ini dapat mengelola daya lebih baik (lebih hemat daya dibanding versi sebelumnya). Perangkat yang mengadopsi Bluetooth versi dapat secara otomatis menghidupkan dan mematikan koneksi Bluetooth sesuai dengan power plan.

Jenis-jenis Bluetooth berdasarkan versi sebelumnya seringkali terganggu dengan teknologi nirkabel lainnya seperti oleh koneksi 4G LTE. Namun pada pengembangan Bluetooth yang terbaru telah dibuat untuk bisa mengatasi masalah tersebut. Bluetooth versi 4.1 ini diperkenalkan pada 4 Desember 2013.

9. Bluetooth 4.2

Bluetooth 4.2

Hampir setahun setelah perilisan Bluetooth versi 4.1, Bluetooth versi 4.2 juga diluncurkan ke publik. Beberapa peningkatan yang dikembangkan pada Bluetooth versi ini adalah pada kecepatan dan keamanan yang lebih tinggi. Bahkan disebut-sebut kecepatan unduh Bluetooth versi 4.2 meningkat 2,6 kali dibanding Bluetooth versi sebelumnya.

10. Bluetooth 5.0

jenis jenis bluetooth 5.0

Ini adalah versi Bluetooth yang dikenalkan pada 16 Juni 2016. Bluetooth 5.0 dirancang secara khusus untuk menyediakan komunikasi yang aman tanpa banyak gangguan. Fitur-fitur yang terdapat pada Bluetooth versi terbaru ini juga difokuskan pada teknologi IoT atau Internet of Things yang sedang berkembang.

Bluetooth versi 5.0 juga memiliki peningkatan yang siginifikan dibanding Bluetooth versi lama, seperti pada jangkauan yang lebih luas, transfer data yang lebih cepat, serta mampu membawa ukuran data yang lebih besar. Dan untuk kebutuhan marketing, Bluetooth versi 5.0 ini cukup disebut dengan Bluetooth 5 (tidak 5.0 seperti pada Bluetooth versi 4.0).

Contoh perangkat smartphone yang sudah menggunakan teknologi Bluetooth 5 adalah Samsung Galaxy S8, iPhone 8, iPhone 8 Plus, dan iPhone X.

Nah, itulah jenis-jenis Bluetooth berdasarkan versinya. Teknologi Bluetooth yang dibenamkan pada setiap perangkat tentunya berbeda-beda. Seiring berjalannya waktu dan teknologi yang ditawarkan pada setiap perangkat, versi Bluetooth yang ditanamkan juga bisa lebih tinggi.

11. Bluetooth 5.1

bluetooth 5.1

Bluetooh 5.1 diperkenalkan pada Januari 2019. SIG memperkenalkan Bluetooth sebagai teknologi yang secara spesial hadirkan komunikasi yang aman tanpa banyak gangguan. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai fitur yang terdapat pada Bluetooth 5.1 yang lebih mengutamakan teknologi IoT atau Internet of Things yang sedang berkembang.

Pada Bluetooth 5.1, fitur yang ada di Bluetooth 5.0 tetap hadir. Namun, pengguna dapat menenentukan dari mana arah sinyal dikirim. Ada dua metode dalam menentukan arah. Yang pertama ada "Angle of Arrival" (AoA) dan yang kedua "Angle of Departure" (AoD).

Dengan metode ini, salah satu dari dua perangkat yang terhubung harus mengarahkan antera untuk mengirimkan data. Data yang diterima antena nantinya dapat digunakan untuk mengidentifikasi arah sinyal Bluetooth berasal.

Selain itu, Bluetooth 5.1, dapat mengoptimalkan fitur Generic Attributes (GATT). Dengan pengoptimalan ini, Bluetooth 5.1 dapat yempercepat waktu sinkronisasi dengan perangkat sasaran yang dapat terjadi karena adanya peningkatan kecepatan transmisi.

12. Bluetooth 5.2

bluetooth 5.2
*

Bluetooth 5.2 merupakan versi Bluetooth yang fokus pada peningkatan fitur Bluetooth LE atau Low Energy. Versi ini diperkenalkan pada 2020 dengan menawarkan sejumlah fitur seperti LE Audio, LE Power Control, dan Enhanced Attribute Protocol (EATT).

LE Audio hadirkan kemampuan codec audio berkualitas tinggi dan berdaya rendah yang disebut dengan Low Complexity Communications Coded (LC3) atau Kode Komunikasi Kompleksitas Rendah, Berkat teknologi ini, data yang terkirim memiliki kualitas tinggi meski pada kecepatan yang rendah.

LE Audio juga memungkinkan streaming audio dalam berbagai bahasa. Selain itu, kehadirna LE Audio bakal berpengaruh besar pada alat bantu dengar Bluetooth. Hal ini karena alat bantu dengar membutuhkan konsumsi daya yang rendah dan efisien.

Yang kedua adalah LE Power Control. Ini adalah sebuah fitur cerdas yang dapat memberikan kemampuan pada perangkat dengan BluetootH 5.2 agar dapat memberi sinyal ke perangkat lain yang kekuatan sinyal yang diterima terlalu tinggi atau terlalu rendah, Nantinya, perangkat akan memintar agar perangkat lain yang terhubung dapat menyesuaikan kekuatan transmisi.

Yang ketiga ada Enhanced Attribute Protocol (EATT) yang merupakan fitur yang menarik. Pasalnya, fitur ini dapat meningkatkan kemampuan protokol Bluetooth sehingga memungkinkan transfer data dilakukan bersamaan. Selain itu, berkat teknologi ini, latensi pengiriman berkurang karena tidak lagi membutuhkan satu aplikasi untuk menunggu aplikasi sebelumnya selesai.

Jenis-jenis Bluetooth berdasarkan versinya ini pastinya akan terus berkembang hingga versi yang lebih baru dan lebih hebat diciptakan. Dalam beberapa tahun ke depan versi Bluetooth terbaru mungkin akan diperkenalkan dan dibenamkan dalam perangkat masa depan.


https://carisinyal.com/jenis-jenis-bluetooth/

Perbandingan Protocol Routing

 





Internet tersusun atas banyak AS. Bayangkan internet itu seperti puzzle, maka ASAS adalah potongan puzzlenya. Dan di internet ada ribuan AS. AS atau Autonomous System sendiri adalah kumpulan router didalam suatu authority yang sama. 

Interior Gateway Protocol (IGP) digunakan untuk routing dalam sebuah AS (IntraAS). IGP digunakan untuk jaringan internal dalam sebuah perusahaan, organisasi atau service provider. IGP juga dibagi menjadi 2 jenis: 

- Distance Vector 

Sesuai namanya, ada 2 karakteristik utama dalam penentuan routenya. 

Distance = jauhnya source network menuju destination berdasarkan metric. Metric dihitung dari hop count, cost, bandwidth, delay, dll. 

Vector = direction atau arah dari next hop router untuk menuju ke destination. 

Protocol jenis Distance Vector hanya mengetahui route dan metric untuk menuju destination tertentu. Protocol tersebut tidak mempunyai informasi tentang map jaringan atau topologi secara keseluruhan.

Yang termasuk protocol routing distance vector: RIPv1, RIPv2, IGRP dan EIGRP. 

- Link-State 

Protocol jenis link-state mengetahui topologi jaringan secara keseluruhan dengan mengumpulkan informasi dari setiap router. Untuk jaringan dengan skala yang luas (large network), link-state didesign secara hierarchical atau dibagi menjadi area-area. Area yang harus ada pada link-state adalah area 0 atau backbone. Pembagian menjadi area-area ini bertujuan mengurangi resource router dengan setiap area mempunyai table routing yang berbeda dengan area yang lain. 

Yang termasuk protocol routing link-state: OSPF dan IS-IS. 

Exterior Gateway Protocol (EGP) digunakan untuk routing antar AS (Inter AS). Satu-satunya protocol EGP adalah BGP. BGP merupakan protocol berjenis path-vector. Route yang dihasilkan dari BGP memuat attribute as-path. AS Path adalah urutan AS Number yang dilewati suatu route untuk sampai ke destination

 Cisco proprietary 

 Advanced distance vector/hybrid routing protocol 

 Using DUAL Algorithm. 

 Multicast or unicast for exchange information use port 88 

 Administrative distance 90 

 Classless routing protocol support VLSM/CIDR. 

 Support IPv6 

 Rich metric (bandwidth, delay, load and reliability) 

 Very fast convergence 

 Equal and Unequal Load balancing 

 100% loop-free













 Open Standard. 
 Link-State routing protocol. 
 Using SPF/Dijkstra Algorithm. 
 Multicast for exchange information use port 89. 
 Administrative distance 110. 
 Classless routing protocol support VLSM/CIDR. 
 Support IPv6. 
 Metric using cost. 
 Fast convergence. 
 Equal load balancing only. 
 Using areas (backbone area and non-backbone areas)













Dynamic Routing Overview

 










Default Routing

 Default routing sebenarnya masuk dalam static routing. Biasa digunakan untuk routing ke internet. Pada tabel routing, default routing selalu berada paling bawah dan selalu menjadi last preferred (pilihan terakhir).










Perkembangan Teknologi Sensor Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi

 


1.     Pengertian Sensor

Sensor adalah perangkat yang digunakan untuk mendeteksi perubahan besaran fisik seperti tekanan, gaya, besaran listrik, cahaya, gerakan, kelembaban, suhu, kecepatan dan fenomena-fenomena lingkungan lainnya. Setelah mengamati terjadinya perubahan, Input yang terdeteksi tersebut akan dikonversi mejadi Output yang dapat dimengerti oleh manusia baik melalui perangkat sensor itu sendiri ataupun ditransmisikan secara elektronik melalui jaringan untuk ditampilkan atau diolah menjadi informasi yang bermanfaat bagi penggunanya.


2.   Klasifikasi Sensor


a.   Sensor Pasif (Passive Sensor)

Sensor Pasif adalah jenis sensor yang dapat menghasilkan sinyal output tanpa memerlukan pasokan listrik dari eksternal. Contohnya Termokopel (Thermocouple) yang menghasilkan nilai tegangan sesuai dengan panas atau suhu yang diterimanya.


b.   Sensor Aktif (Active Sensor)

Sensor Aktif adalah jenis sensor yang membutuhkan sumber daya eskternal untuk dapat beroperasi. Sifat fisik Sensor Aktif bervariasi sehubungan dengan efek eksternal yang diberikannya. Sensor Aktif ini disebut juga dengan Sensor Pembangkit Otomatis (Self Generating Sensors).


c.   Sensor Analog

Sensor Analog adalah sensor yang menghasilkan sinyal output yang kontinu atau berkelanjutan.  Sinyal keluaran kontinu yang dihasilkan oleh sensor analog ini sebanding dengan pengukuran. Berbagai parameter Analog ini diantaranya adalah suhu, tegangan, tekanan, pergerakan dan lain-lainnya. Contoh Sensor Analog ini diantaranya adalah akselerometer (accelerometer), sensor kecepatan, sensor tekanan, sensor cahaya dan sensor suhu.


d.   Sensor Digital

Sensor Digital adalah sensor yang menghasilkan sinyal keluaran diskrit. Sinyal diskrit akan non-kontinu dengan waktu dan dapat direpresentasikan dalam “bit”. Sebuah sensor digital biasanya terdiri dari sensor, kabel dan pemancar. Sinyal yang diukur akan diwakili dalam format digital. Output digital dapat dalam bentuk Logika 1 atau logika 0 (ON atau OFF).



3.   Jenis-Jenis Sensor

a.     Akselerometer (Accelerometer)

Sensor Akselerometer adalah sensor yang mendeteksi perubahan posisi, kecepatan, orientasi, goncangan, getaran, dan kemiringan dengan gerakan indra. Akselerometer analog ini dapat digolongkan lagi menjadi beberapa yang berbeda berdasarkan variasi konfigurasi dan sensitivitas. Berdasarkan pada sinyal keluaran, Akselerometer analog menghasilkan tegangan variabel konstan berdasarkan jumlah percepatan yang diterapkan pada Akselerometer. Selain Akselerometer Analog, Akselerometer ini juga digital.


b.   Sensor Cahaya (Light Sensor)

Sensor Cahaya atau Light Sensor adalah Sensor analog yang digunakan untuk mendeteksi jumlah cahaya yang mengenai Sensor tersebut. Sensor cahaya analog ini dapat diklasifikasikan lagi menjadi beberapa jenis seperti foto-resistor, Cadmium Sulfide (CdS), dan fotosel.

Light dependent resistor atau LDR dapat digunakan sebagai sensor cahaya analog yang dapat digunakan untuk menghidupkan dan mematikan beban secara otomatis berdasarkan intensitas cahaya yang diterimanya.  Resistansi LDR akan meningkat apabila intensitas cahaya menurun. Sebaliknya, Resistansi LDT akan menurun apabil intensitas cahaya yang diterimanya bertambah.

c.   Sensor Suara (Sound Sensor)

Sensor Suara adalah Sensor analog yang digunakan untuk merasakan tingkat suara. Sensor suara analog ini menerjemahkan amplitudo volume akustik suara menjadi tegangan listrik untuk merasakan tingkat suara. Proses ini memerlukan beberapa sirkuit, dan menggunakan mikrokontroler bersama dengan Mikrofon untuk menghasilkan sinyal output analog.


d.   Sensor Tekanan (Pressure Sensor)

Sensor Tekanan atau Pressure Sensor adalah Sensor yang digunakan untuk mengukur jumlah tekanan yang diterapkan pada sebuah sensor. Sensor tekanan akan menghasilkan sinyal keluaran analog yang sebanding dengan jumlah tekanan yang diberikan. Sensor piezoelektrik adalah salah satu jenis sensor tekanan yang dapat menghasilkan sinyal tegangan keluaran yang sebanding dengan tekanan yang diterapkan padanya.


e.   Sensor Suhu (Temperature Sensor)

Sensor Suhu atau Temperature Sensor adalah Sensor tersedia secara luas baik dalam bentuk sensor digital maupun analog. Ada berbagai jenis sensor suhu yang digunakan untuk aplikasi yang berbeda. Salah satu sensor suhu adalah termistor, yaitu resistor peka termal yang digunakan untuk mendeteksi perubahan suhu. Apabila Suhu meningkat, resistansi listrik dari termistor akan meningkat juga. Sebaliknya, jika suhu menurun, maka resistansi juga akan menurun.


f.    Sensor Ultrasonik (Ultrasonic Sensor)

Sensor Ultrasonik adalah jenis sensor non-kontak yang dapat digunakan untuk mengukur jarak serta kecepatan suatu benda. Sensor Ultrasonik bekerja berdasarkan sifat-sifat gelombang suara dengan frekuensi lebih besar daripada rentang suara manusia. Dengan menggunakan gelombang suara, Sensor Ultrasonik dapat mengukur jarak suatu objek (mirip dengan SONAR). Sifat Doppler dari gelombang suara dapat digunakan untuk mengukur kecepatan suatu objek.


g.   Sensor Giroskop (Gyroscope sensor)

Sensor Giroskop adalah sensor yang digunakan untuk merasakan dan menentukan orientasi dengan bantuan gravitasi bumi. Perbedaan utama antara Sensor Akselerometer dan Giroskop adalah bahwa Giroskop dapat merasakan rotasi di mana akselerometer tidak bisa.


h.   Sensor Efek Hall (Hall Effect Sensor)

Sensor Efek Hall atau Hall Effect Sensor adalah sensor yang dapat mengubah informasi magnetik menjadi sinyal listrik untuk pemrosesan rangkaian elektronik selanjutnya. Sensor Efek Hall ini sering digunakan sebagai sensor untuk mendeteksi kedekatan (proximity), mendeteksi posisi (positioning), mendeteksi kecepatan (speed), mendeteksi pergerakan arah (directional) dan mendeteksi arus listrik (current sensing).


i.    Sensor Kelembaban (Humidity Sensor)

Sensor Kelembaban atau Humidity Sensor merupakan sensor yang digunakan untuk mendeteksi tingkat kelembaban suatu lokasi. Pengukuran Tingkat Kelembaban ini sangat penting untuk pengamatan lingkungan di suatu wilayah, diagnosa medis ataupun di penyimpanan produk-produk yang sensitif.


j.    Sel Beban (Load Cell)

Sel Beban atau Load Cell adalah jenis sensor yang digunakan untuk mengukur berat. Input dari Load Cell ini adalah gaya atau tekanan sedangkan outputnya adalah nilai tegangan listrik. Ada beberapa jenis Load Cell, diantaranya adalah Beam Load Cell, Single Point Load Cell dan Compression Load Cell.

 

Kemajuan dan pembangunan dalam bidang apapun tidak dapat dilepaskan dari kemajuan teknologi, revolusi industri didorong oleh penemuan mesin mesin dan cara cara baru dalam bidang teknologi